Saat berpuasa selain harus menahan haus dan lapar, Anda juga perlu menyesuaikan berbagai hal yang biasa dilakukan. Misalnya jika biasanya Anda memulai pagi dengan secangkir kopi, mungkin Anda tidak lagi meminum kopi selama sahur.

Kopi mengandung kafein yaitu stimulan yang bisa meningkatkan kewaspadaan serta membuat terjaga. Saat rutin mengonsumsi kafein dan tiba-tiba menghentikannya, Anda mungkin mengalami gejala putus kafein (caffeine withdrawal).

Apa itu Putus Kafein?

Caffeine withdrawal atau putus kafein adalah gejala yang bisa timbul pada tubuh yang sudah bergantung dengan kafein, ketika konsumsi kafein dihentikan secara tiba-tiba. Keluhan umumnya muncul sekitar 12-24 jam setelah berhenti mengonsumsi kafein secara rutin.

Putus kafein bisa disertai dengan beberapa gejala, di antaranya:

• Sakit kepala
• Kelelahan
• Kecemasan
• Kesulitan berkonsentrasi
• Perubahan suasana hati
• Mudah tersinggung
• Tremor pada tangan
• Kekurangan energi

Baca Juga: Bolehkah Berbuka Puasa dengan Minum Kopi?

Cara Menghindari Gejala Putus Kafein Saat Puasa

Gejala putus kafein biasanya berlangsung 2-9 hari, di mana gejalanya memuncak pada 24-51 jam setelah asupan kafein dihentikan. Beberapa orang mungkin mengalami gejala ringan, namun sebagian merasa tidak nyaman dan aktivitasnya terganggu.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gejala putus kafein saat berpuasa:

Mengurangi konsumsi kafein secara bertahap

Tidak apa-apa untuk mengonsumsi kafein selama berpuasa asal tidak dikonsumsi secara berlebihan. Anda tidak perlu langsung berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba. Mengurangi konsumsi kafein secara bertahap dapat membantu Anda menghindari efek samping seperti sakit kepala dan rasa tidak nyaman yang terkait dengan putus kafein.

Anda bisa mengurangi jumlah kafein yang biasa dikonsumsi per hari secara bertahap. Ini akan membantu tubuh Anda terbiasa dengan perubahan ini dan mencegah terjadinya gejala putus kafein yang tidak nyaman. Cobalah untuk mengganti minuman berkafein seperti kopi dan teh dengan minuman yang tidak berkafein, seperti air putih, jus buah-buahan, atau teh herbal.

Mendapatkan tidur yang cukup

Gejala putus kafein seperti sakit kepala, rasa lelah, dan suasana hati yang buruk dapat memengaruhi kualitas tidur Anda. Tidur yang cukup sangat penting untuk membantu tubuh Anda pulih dari putus kafein.

Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Ini akan membantu tubuh Anda mengatur siklus sirkadian dan membantu Anda merasa lebih segar dan terjaga di pagi hari.

Pastikan kamar Anda cukup gelap, sejuk, dan tenang untuk membantu Anda tidur nyenyak. Gunakan bantal dan kasur yang nyaman, serta hindari penggunaan layar gawai sebelum tidur.

Baca Juga: Terapkan Sleep Hygiene Untuk Tidur Berkualitas

Cukupi kebutuhan air minum

Jumlah kebutuhan air minum saat berpuasa dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu lingkungan, dan kesehatan individu. Mencukupi kebutuhan air minum dapat membantu mengatasi gejala putus kafein.

Sebagai panduan umum, disarankan untuk minum air putih setidaknya 8-12 gelas sehari selama berpuasa. Air putih adalah sumber cairan terbaik untuk tubuh Anda saat berpuasa. Cukupi kebutuhan air selama sahur dan berbuka puasa.

Gejala putus kafein terkadang mirip dengan gejala kondisi kesehatan lain. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter ahli melalui aplikasi AI Care untuk membantu mengenali gejala dan mendapatkan rekomendasi pengobatan serta perawatan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan.

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!